Potret Asrama dan Santri

Penyelenggaraan asrama untuk para santri di Pondok Pesantren Salafiyah berbeda dengan penyelenggaraan asrama di Pesantren jenis kholafiyah, apa lagi asrama bagi pelajar dan mahasiswa. Berdirinya asrama untuk para santri yang lazim disebut ‘ pondok ‘biasanya bermula dari adanya seorang kyai yang ‘ alim yang relatif menguasaiilmu-ilmu agama Islam yang menetap di suatu tempat (bermukim). Kemudian datanglahsantri-santri yang ingin belajar kepadanya dan turut pula bermukim di tempat tersebut.Karena banyaknya santri yang datang mereka pun berupaya mendirikan pondok disekitar rumah kyai atau mesjid.Biasanya tanah yang dibangun untuk pondok tersebut tanah milik pribadi kyai,ada yang kemudian diwakafkan untuk umat Islam dan ada pula yang masih tetap berstatus milik keluarga kyai yang dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat,tentunya kepentingan pendidikan Islam bagi masyarakat.Di komplek Pondok Gotor, nama-nama asrama sebab diberi nama dari manadana pembangunan asrama itu di dapat. Contohnya gedung Al-Azhar, menunjukkandana yang digunakan untuk pembangunan asrama tersebut dari Al-Azhar Cairo, Mesir.Di Pondok Pesantren Salafiyah, misalnya di pondok Kempek Ciwaringin Cirebon, tiap bangunan asrama didirikan berdasarkan asal daerah dan diberi nama sesuai dengannama asal daerah masing-masing atau mengambil nama – nama tokoh ulama salaf,seperti ; Al – Ghozali, Imam Syafi’i, Imam Turmudzi dan lain-lain, atau bisa denganharuf abjad dari A sampai Z.Dalam mewujudkan bangunan pada Pondok Pesantren Salafiyah biasanya ada dua cara yang biasa dilakukan. Pertama : orang-orang tua / wali santri dari asaldaerahnya masing-masing dikoordinir oleh seorang koordinator membangun asramauntuk para putranya yang siap bermukim. Segala kebutuhan material ditanggung bersama-sama orang tua / wali santri dan atau bisa dibantu oleh para donatur sesamadaerah, kyainya sendiri hampir tidak tau menau urusan bangunan asrama hanyamenyediakan tanah milik pribadi di sekeliling rumahnya dan masjid, seperti yang terjadidi beberapa Pesantren Salafiyah di Kabupaten Cirebon pada tahun 1970 an kebalakang,seperti ; Pesantren Babakan Ciwaringin yang saat itu masih bentuk Salafiyah murni,Pesantren Kempek. Kedua : dirancang dan diprakarsai langsung oleh kyai yang dalam pelaksanaannya di serahkan kepada orang keperceyaannya, para orang tua / wali santri,alumni dan masyarakat dapat memberi konstribusi berupa dana maupun materialseikhlasnya, seperti yang terjadi pada dewasa ini di kebanyakan Pesantren khususnya diKabupaten Cirebon.Pengelolaan asrama di Pondok Darul Ma’rifat ditangani oleh personel-personelyang diangkat oleh organisasi pelajar. Kepengurusan asrama, di pondok Darul Ma’rifatdikenal dengan istilah Rayon, diketuai oleh seorang kepala Rayon, dibantu olehsekretaris, bendahara, dan beberapa seksi seperti seksi keamana, kesehatan, olahraga,kesenian, dan ketrampilan. Pengurus rayon ini dibantu juga oelh kepengurusan lainyang dinamakan organisasi penggerak bahasa Pondok Pesantren, yang bertugasemmantau dan memberikan pengajaran bahasa di rayon.Pengolahan asrama di Pesantren Salafiyah biasanya dipimpin oleh seorang ketuayang kazim disebut ‘Lurah Pondok ‘ yang dilengkapi dengan susunan kepengurusan dan dibantu seksi-seksi sesuai kebutuhan. Seorang Katua asrama biasaya dari santri senior yang dipilih secara demokratis oleh perwakilan-perwakilan dari tiap-tiap kamar asrama.Calon-calon Ketua yang akan dipilih adalah mereka yang telah mendapat restu darikyainya. Atau untuk seorang Ketua asrama bisa ditunjuk langsung oleh kyainya, sedang para pembantunya diserahkan kepada Ketua untuk memilih. Masa jabatan pengurustergantung aturan yang ditetapkan Pesantren masing-masing.Sistem makan di Pesantren Salafiyah, umunya para santri menanak nasi sendirisecara berkelompok masing-masing kamar, sedang untuk lauk pauknya bisa membeli diwarung-warung milik masyarakat di sekitar pondok. Bagi mereka yang malas memasak  bisa makan sepenuhnya di warung, sehingga dengan sistem makan yang demikiansecara langsung dapat menjalin hubungan emosional antara santri dengan masyarakatsekeliling Pondok Pesantren dan masyarakat sendiri merasa diuntungkan dengan adanyaPondok Pesantren. Manfaatnya di sisi yang lain, para santri terbiasa dengan pola hidupsederhana dan mandiri, dengan jatah bekal yang diberikan orang tua dituntut harusmampu mengatur dalam pengeluarannya. Hal ini berbeda dengan Pesantren jeniskholafiyah (modern).Di Pesantren jenis ini para santri dikenakan berbagai biaya termasuk uangmakan tiap bulannya, mereka jelas harus makan di asrama dalam satu koordinasi, bahkan hampir semua jenis kebutuhan santri dari makanan, alat-alat kebutuhan belajar hingga pakaian telah tersedia, mereka harus membeli semua kebuthan di asrama.Sebenarnya pengkoordinasian secara penuh dalam segala aspek kebutuhan santri diasrama, selain yang mengarah dan relevan dengan pendidikan akan berdampak negatif akan terganggunya kreatifitas, jiwa demokratis dan hubungan sosial kemasyrakatan bagi para santri yang merupakan bagian dari ruh Pondok Pesantren.Untuk biaya operasional asrama di Pesantren Salafiyah ini, seperti untuk keperluan sarana administrasi, biaya listrik biaya-biaya keperluan harian di asrama danlain-lain, biasanya santri-santri dipungut biaya sekedarnya yang relatif cukup murah biladibanding dengan tempat-tempat lain yang lazim disebut ‘ianah atau syahriyah.Tetapi untuk biaya-biaya yang berat, seperti rehab bangunan fisik asramamaupun upaya pengembangan mengingat santri bertambah banyak bisa dari kyainyasendiri, swadaya para alumni dan masyarakat maupun sumbangan dari pemerintah penyelenggaraan asrama di Pondok Pesantren Salafiyah yang dikelola secara organisasiini di samping merupakan tempat para santri bermukim, yang terpenting adalah terciptanya situasi di asarma yang kondusif yang menunjang keberhasilan belajar parasantri dalam sistem pengawasan di bawah pimpinan seorang kyai, baik secara langsungmaupun tidak langsung. Sehingga Pesantren Salafiyah ini dapat melahirkan kader-kader muslim militan, santri-santri yang ‘alim yang dapat mengamalkan ilmunya sebagaimanadicontohkan kyainya sebagai pengambdian kepada agama Allah, meski tidak harusmenjadi kyai memimpin Pondok Pesantren.

0 komentar:

Free Dragon Cursors at www.totallyfreecursors.com