sejarah

Adapun KH. Zainal Musthafa beserta sebagian pengikutnya pada hari itu juga ditangkap dan tidak diketahui ke mana dan di mana mereka berada. Alhamdulillah berkat Rohmat Alloh dan KaruniaNya santri-santri Almarhum bernama Kolonel Drs. H. Syarif Hidayatulloh, KH. A. Wahab Muhsin, KH. Muh. Fuad Muhsin, KH. Muh. Syihabuddin Muhsin (Rohimahumulloh), H. Utang Affandy dan tokoh tokoh lainnya melakukan upaya pencarian dalam waktu yang lama, dan akhirnya diketahui berdasarkan dokumen Kantor Erevel Belanda di Ancol Jakarta beliau dan rekan-rekannya telah menjalani hukuman mati pada tanggal 25 Oktober 1944 dan dimakamkan di Taman Pahlawan Belanda Ancol Jakarta. Kemudian pada tanggal 25 Agustus 1973 jenazah beliau dan 17 orang pengikutnya di pindahkan ke Taman Makam Pahlawan Sukamanah.    
Pesantren Sukamanah setelah pertempuran tersebut keaadaannya menjadi sepi dan lumpuh, membutuhkan seseorang untuk membangunkannya kembali. Alhamdulillah salah seorang santri Almarhum yaitu KH.A. Wahab Muhsin Pimpinan Pesantren Sukahideng, Penerus dari Ayahanda KH. Zainal Muhsin Rohimahulloh dengan semangat dan tulus berkeinginan menghidupkan kembali Pesantren Sukamanah. Adik kandungnya bernama KH Muh. Fuad Muhsin dinikahkan dengan salah seorang putri KH. Zainal Musthafa bernama Siti Sofiyyah.
Pada tahun 1950 KH. Muh. Fuad Muhsin dan K.U. Abdul Aziz (adik kandung KH. Zainal Musthafa) Rohimahumulloh dan tokoh-tokoh lainnya mulai membangun kembali Pesantren Sukamanah,  dengan pengajian bulanan masyarakat sekitar dan santri dari kalangan pemuda kampung Sukamanah dengan menggunakan bangunan Mesjid dan Asrama pusaka yang telah diperbaiki alakadarnya dengan gotong royong masyarakat Sukamanah. Hari bert  ambah hari mulailah berdatangan santri-santri dari luar daerah yang sekalipun tidak terlalu banyak jumlahnya namun bisa menampakkan gairah hidup kembali Pesantren ini.
Pada tahun 1956 Pimpinan Pesantren Sukahideng -Sukamanah dan tokoh-tokoh lainnya sepakat untuk   mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Sukahideng, kemudian SMP Al Islah di Sukahideng, dan pada tanggal 17 Agustus 1959 berdirilah Yayasan KH.Zainal Musthafa dengan Akte Notaris No.8 yang diperbaharui dengan Akte Notaris No.10 tahun 1999  Yayasan ini bertujuan untuk melanjutkan perjuangan Pahlawan Nasional KH. Zainal Musthafa dalam rangka memartabatkan Kalimat atau Agama Alloh  melalui Pendidikan dan Pengajaran.
Di samping kedua Pesantren Sukahideng-Sukamanah yang lebih awal berdiri dari pada Yayasan KH. Zainal Musthafa Sukamanah, Yayasan ini mulai mendirikan lembaga-lembaga formal di lingkungan kedua Pesantren tersebut, MI dan SMP yang sudah ada namanya dilengkapi menjadi Madrasah Ibtidaiyah KH. Zainal Musthafa Sukahideng dan SMP KH. Zainal Musthafa Sukamanah. Kemudian SMA KH. Zainal Musthafa Sukamanah dan terus berkembang dengan didirikannya Pendidikan Guru Agama (PGA) 4 tahun, PGA 6 tahun, dan selanjutnya menjadi PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri) Sukamanah dan dikembangkan lagi menjadi MTsN Sukamanah dan MAN Sukamanah, sementara SMP dan SMA KH. Zainal Musthafa Sukamanah tetap berdiri sampai sekarang, begitu pula Madrasah Diniyah, TKA/TPA  dan lembaga pelayanan masyarakat meliputi Kopontren dan Poskestren.
Pesantren Sukamanah semakin bertambah jumlah santrinya dengan berdirinya sekolah-sekolah tersebut di lingkungannya. Hal ini menuntut pembenahan, penyempurnaan dan penyesuaian dalam sistim dan metode pendidikan dan pengajaran Pesantren dengan tetap memelihara kekhasannya, begitu pula asrama untuk tempat tinggal santri putra putri dan tempat pengajian.
Alhamdulillah berkat Karunia Alloh dan PertolonganNya, KH. Muh. Fuad Muhsin dengan penuh semangat mencurahkan segala perhatian dan kemampuannya untuk menghidupkan Ajaran Alloh melalui Pesantren ini.    Saat itu tenaga Pendidik yang membantu beliau masih sangat kurang, beliau mengajar siang dan malam di Pesantren mulai ba’da subuh di samping beliau juga salah seorang Guru di Sekolah (PGAN), sementara kebutuhan bangunan juga harus segera diperahatikannya. Alhamdulillah  secara bertahap dengan gotongroyong masyarakat Sukamanah dan para Santri, Asrama Putri dibangun dengan kontruksi sederhana karena biaya yang sangat terbatas. Asrama tersebut diberinya nama: Almuna dan Al Athif, kemudian Faoqol Haodl karena memang di atas kolam. Adapun Asrama putra dibangun sikitar tahun 1975 M  dengan ukuran 30 x 8 M dua lantai dan setelah itu Asrama Pusaka dibangun kembali dengan ukuran  15 x 8 , dua lantai untuk tiga lokal ruang pengajian. Selanjutnya Masjid Pusaka direnovasi pada tahun 1982 M dengan kontruksi semi permanen dan kakak kandungnya KH. A. Wahab Muhsin Rohimahulloh memberi nama dengan  Masjid Jami Baitul Mujahidin. Dan pada tahun 1984 M dibangun Asrama putri ukuran 23 x 10 M tiga lantai dengan kontruksi semi permanen dan diberi nama Almuna. Bangunan-Bangunan tersebut di atas dibangun dengan biaya sebagian besar dari Swadaya Masyarakat
Pesantren Sukamanah dengan kepemimpinannya mengalami kemajuan yang sangat berarti, terutama setelah putra putrinya beranjak dewasa dan siap membantunya, maka jumlah santripun semakin bertambah, bahkan siswa lulusan SLA pun ada yang berminat tetap tinggal untuk meneruskan pengajian dan kuliah. Sekalipun jumlahnya tidak banyak namun keberadaan mereka sangat berarti untuk Pesantren, karena di samping ngaji mereka juga diangkat sebagai Dewan Santri dan Staf  Pengajar bila dipandang sudah mampu.
Selanjutnya KH. Muh. Fuad Muhsin bercita-cita dan berupaya agar Pesantren ini tetap berdiri, dilanjutkan oleh putra putrinya. Pada usia yang dirasakannya sudah tua beliau bermaksud membingbing dan memberikan tanggung jawab penuh, maka pada bulan Januari 1998 M   kepemimpinan Pesantren ini diserahkan kepada putra sulungnya KH. Drs. A. Thohir Fuad.

0 komentar:

Free Dragon Cursors at www.totallyfreecursors.com