Tujuan Pendidikan Pesantren

Amat sulit untuk menggambarkan tujuan pendidikan pesantren sacara pasti danseragam. Hal ini disebabkan karena pesantren mempunyai kebiasaan untuk tidak mempunyai kebiasaan untuk tidak merumuskan dasar dan tujuan pendidikannya secara eksplisit. Hal ini karena sifat kesederhanaan pesantren, sesuai dengan dorongan berdirinya, di mana kiyai mengajar dan santri belajar, semata-mata untuk ibadah lillahita’ala,dan tidak pernah dihubungkan dengan tujuan tertentu dalam lapangankehidupan atau tingkat jabatan tertentu dalam hirarki sosial.Adapun tujuan didirikannya pesantren menurut M.Arifin pada dasarnya terbagimenjadi dua hal, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan Khususnya adalahmempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim dalam ilmu agama yangdiajarkan oleh kiyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.Sedangkan tujuan umumnya adalah membimbing anak didik untuk menjadi manusiayang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubalighIslam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya. Untuk mengenal tujuan pendidikan pesantren ada baiknya dikemukakan beberapa pernyataan para pendiri pesantren, KH. Ahmad Sahal misalkan, salah seorang pendiri Pondok Modern Gontor menyatakan: "amanak-anakku nanti harus menjadiorang yang a'lim, sholeh, sugih supaya tidak tamak"… dalam kesempatan lain juga beliau sampaikan: " di pesantren ini (Gontor) anak-anak akan diajari bahasa Arab- bahasa Inggris dan tonil (drama)"…Dari dua pernyataan di atas dapat diketahui bahwa tujuan pendirian pesantrenadalah untuk mendidik generasi muda Islam dengan pendidikan sehingga nantinyamenbjadi anak yang alim (memiliki ilmu pengetahuan) dan sholeh dalam arti 13 menjalankan pengetahuannya tersebut, serta bisa menjadi kaya (kaya harta dan hati)supaya tidak tamak. Oleh karena itu muncul pernyataan kedua yang berarti harusmenzaman, sesuai dengan kebutuhan zaman dan kecakapan yang dimiliki sesuai denganzamannya. Konon ungkapan kedua ini muncul setelah pertemuan ulama yang saat itumembutuhkan delegasi muslim Indonesia untuk di kirim ke dunia Internasional, yangdibutuhkan adalah yang mahir dalam bahasa Arab dan Inggris, tapi yang tersedia waktuitu hanya menguasai bahasa Arab saja dan tidak menguasai bahasa Ingris, dansebaliknya. Jadi tujuan penyusunan materi pelajaran disesuaikan dengan tantangankebutuhan ummat. Sama halnya dengan semboyan
 perekat ummat 
yang muncul sebagai jawaban atas kondisi ummat Islam pada tahun 1920 an; pertentangan khilafiyah dankonflik internal.Selain melalui pernyataan para pendirinya tujuan pendidikan pesantren juga bisadiketahui dengan melihat semboyan dan motto yang dikembangkan suatu pesantren,semboyan-semboyan yang senantiasa didengungkan oleh pimpinan pesantren (kyai) itu biasanya merupakan "kerangka nilai" yang diharapkan dapat dicerna oleh para santridan menjadi pedoman hidup mereka dalam kehidupannya kelak Seperti pepatah dalamdunia pesantren yang sangat populer,
al muhafadhatualal qadimis shalih wal akhdu alal bil jadidil ashlah
. Dalam hal ini pesantren merupakan lembaga pendidikan yang gigihmempertahankan tradisi. konservasi terhadap tradisi dilakukan tanpa sikap “reserve”, bahwa tradisi mengandung segala yang baik, sehingga kebutuhan untuk mengadopsiyang modern dimungkinkan sejauh itu lebih baik dari apa yang terdapat dalam tradisiitu sendiri.
Berkenaan dengan tujuan pendidikan pesantren, bagi pesantren-pesantren baruyang lebih modern biasanya telah merumuskan tujuannya dalam bentu visi dan misi pesantren, rumusan biasanya sekitar hal-hal berikut:
 
Membangun masyarakat melalui pendidikan
 
Dakwah Islamiyah
 
Mempersiapkan generasi muda muslim dengan membekali mereka pengetahuan agama dan umum.Secara tegas KH Imam Zarkasyi menyatakan tujuan pendidikan di pesantrennyaadalah untuk "kemasyarakatan dan dakwah Islamiyah" artinya pendidikan diarahkan pada kebutuhan masyarakat muslim pada khususnya dan masyarakat luas padaumumnya serta kepentingan dakwah Islamiyah

0 komentar:

Free Dragon Cursors at www.totallyfreecursors.com