Kebebasan dan Ketegangan Biasanya idul fitri diwarnai dengan kedamaian, tapi tahun ini justru penuh dengan ketegangan. Idul fitri bertepatan dengan 10 september 2010, maka sehari kemudian dilakukan peringatan pengeboman WTC di Amerika. Yang membuat ketegangan peringatan ini adalah adanya upacara pembakaran Al-Qur’an. Lagi-lagi karena terikat oleh kebebasan menghina agama, maka pemerintah tidak memiliki kekuatan hukum untuk melarang tindakan itu. Akhirmya hanya sekadar usul agar tindakan itu tidak dilarang.

Aneh, karena negeri itu memiliki undang-undang keamanan baru pre emptif security yang dibebaskan untuk menangkap orang dimana saja termasuk di negera lain yang dicurigai teoris. Tapi menghentikan orang menghina agama tidak bisa. Walaupun belakangan memang pembakaran besar tidak terjadi, tapi terjadi pembakan kecil-kecilan di sana sini.
07/09/2010 22:21
Ulah Boneka Malaysia Ketika Indonesia memproklamirkan Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, berbagai kelompok gerakan di semenanjung Malaya itu minta diajak bergabung dengan Republik Indonesia. Tetapi Kelompok ini ditindas oleh Inggris sampai hilang dari peta politik Malaya, baru kemudian Inggris mendirikan negara Malaysia, yang di sini lebih dikenal dengan Malaysia. Kemunculan Malaysia ciptaan Inggris itu membuat marah Bung Karno karena sebagai sarana imperialis untuk merebut kemerdekaan bangsa-bangsa yang sudah dimerdekakan, sehingga keluar komando ganyang Malaysia, yang dilawan Bung Karno dan rakyat Indonesia bukan rakyat Malaysia, tetapi elit negeri itu yang berkomplot dengan Inggris untuk menancapkan kekuasaannya, termasuk mengganggu kedaulatan negara lain, seperti ketika membantu pemberontakan PRRI Permesta.

Sayang gerakan Bung Karno itu disabut oleh kalangan militer Indonesia sendiri yang secara diam diam berkomplot dengan Malasia-Inggris di sana. Presiden Soekarno dijatuhkan Indonesia pun jatuh terpuruk, dan Malaysia sebuah negeri kecil dengan peradaban masih rendah, dan juga Singapura sebuah daerah kecil yang tidak bisa disebut negeri, menguasai keseluruhan kedaulatan negeri ini. Kaum intelektual dibungkam dengan diberi beasiswa ke universitas terkemuka di dunia. Akhirnya Indonesia menjadi negeri jajah seluruh negara lain, sementara kaum terpelajarnya hanya menjadi buruh. Tidak muncul pemimpin, karena pendidikan dijadikan sarana untuk melahirkan buruh.
28/08/2010 17:24
Komitmen Keaswajaan dan Kebangsaan Ada dua hal yang menjadi karakter pokok dari Nahdlatul Ulama (NU) yaitu komitmen dan konsistensinya yang sangat tinggi terhadap ahlussunnah wal jamaah dan sekaligus terhadap kebangsaan. Tidak ada organisasi Islam di negeri ini bahkan di dunia Islam yang begitu gigihnya mendalami, mengajarkan dan mensiarkan Ahlussunnah wal jamaah kecuali NU. Prinsip itu tidak hanya ditegaskan dalam Angaraan dasar organisasi, tetapi dijadikan tema dalam setiap kegiatan, baik pengkaderan maupun dalam seminar sepajang organisasi ini ada. Sehingga seolah hanya NU yang ahlussunnah, karena identifikasi yang begitu gigih sehingga Aswaja menjadi identitas yang tidak terlepas dari identitas Nahdliyin.

Selain itu ada satu hal lagi yang menjadi watak khas NU yaitu kesetiaannya kepada paham kebangsaan. Sejak diakuinya paham kebangsaan secara resmi dalam Muktamar NU ke-36 di Banjarmasin, maka tema kebangsaan menjadi sangat penting bahkan kemudian menjadi prinsip dasar NU dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti halnya Aswaja, persoalan kebangsaan ini juga menjadi tema sangat serius dalam NU, sehingga hampir semua kegiatan yang dilakukan NU beserta organisasi serta lembaga yang bernaung di bawah NU, baik Ansor, Fatayat Muslimat, PMII, IPNU, juga lembaga-lembagas seperti Lembaga Dakwah, Lembaga Bahtsul Masail selalu mengangkat isu kebangsaan dalam setiap kegiatan mereka.

0 komentar:

Free Dragon Cursors at www.totallyfreecursors.com